Penyebab Kematian Jimi Hendrix Sebenarnya
Rasanya tak ada satu manusia pun mengaku musisi rock atau sekadar pecinta rock yang tak rnengenal sosok Jimi Hendrix.
Dewa gitar paling berpengaruh di genre rock ini memang sudah berkalang tanah sejak kematiannya yang misterius pada tanggal 18 September 1970. Usianya masih sangat muda ketika itu, baru 27 tahun, dan sedang berada di puncak popularitasnya sebagai selebritis rock dunia. Versi resmi menyebutkan bahwa Jimi tewas akibat tertelan muntahannya sendiri yang mengandung racun akibat pil tidur yang dikonsumsinya pada malam itu. Bersama kekasih Jermannya, Monika Danneman, sejumlah saksi mata menyebutkan bahwa mereka berpesta semalaman di London. Keesokan paginya, Jimi sudah ditemukan tewas di apartemen Monika di Hotel Samarkand, Notting Hill, lnggris.
Sesungguhnya, keanehan sudah terasa ketika terjadi perbedaan keterangan antara Monika dengan pihak polisi dan rumah sakit St.Mary Abbot, tempat Jimi dilarikan. Monika tegas mengatakan bahwa Jimi masih hidup ketika dibawa dengan ambulans, dan dirinya ikut menemani hingga di rumah sakit. Atas keterangan ini justru dibantah oleh petugas ambulans. Ketika mereka tiba di apartemen pada pukul 11.27 siang, tidak ada seorang pun kecuali jasad Jimi yang bersandar pada punggungnya, dan pintu terbuka serta gas dalam keadaan menyala. Tak hanya meninggal, kondisi Jimi bahkan ditemukan dalam keadaan rapi. Misteri lain yang tak terungkap ketika itu, “Jika memang tak ada siapapun di apartemen, lalu siapa yang menelepon ambulans ketika itu?” Semuanya gelap, misterius, namun tak ada apapun untuk membuktikan kejanggalan itu. Sehingga, yang terbaik untuk dilakukan adalah menerima satu-satunya diagnosa bahwa Jimi benar mati karena menelan muntahannya sendiri yang mengandung racun pil tidur asphyxiated.
Empat puluh tahun kemudian.
Semua misteri yang selama puluhan tahun terkubur bersama jasad Jimi seakan-akan melompat keluar dari lubang kubur untuk menceritakan kebenaran yang sesungguhnya. “Wahyu” itu singgah pada mantan road manager Jimi, James “Tappy” Wright. la menulis sebuah buku berjudul Rock Roadíe yang berisi pengakuan mantan manajer Jimi, Michael Jeffrey. Pengakuan ini sungguh mengejutkan, karena sebelum ia tewas karena kecelakaan pesawat di tahun 1973, Jeff sempat curhat kepada Tappy bahwa ia mengetahui bahwa Jimi hendak memberhentikannya sebagai manajer. Bagi Jeff, menjadi manajer Jimi ketika itu adalah segala-galanya. Jika la kehilangan Jimi (dalam keadaan hidup) maka ia akan kehilangan semuanya. Kalimat yang paling membuat Tappy yakin bahwa Jeff memiliki motif kuat menyingkirkan Jimi adalah ketika ia menyatakan dengan sinis, “Bagiku, Jimi lebih berharga jika ia mati daripada hidup” Kalimat sarkastik itu tak bersifat metafora belaka, karena secara harfiah, dengan matinya Jimi, maka Jeff sebagai manajernya akan mendapatkan pertanggungan asuransi Jimi senilai hampir dua juta dolar! lnilah yang ia maksudkan bahwa Jimi lebih bernilai baginya dalam keadaan mati daripada hidup. Kepada Tappy, Jeff menjelaskan bahwa la dan sejumlah temannya mencekoki Jimi dengan segenggam penuh pil tidur ke mulut artisnya itu, karena la tahu bahwa Jimi terbiasa mengonsumsinya berdasarkan resep dokter. Tak cukup sampai di situ, mereka ingin memastikan agar pil-pil racun itu melewati kerongkongan Jimi. Caranya jauh lebih sadis lagi. Berbotol-botol red wine dipaksa masuk ke mulut Jimi. Begitu banyaknya sampai cairan kemerahan itu berserakan di sekujur tubuh Jimi.
Logika ini cukup menjawab diagnosis yang menyatakan bahwa Jimi tewas karena tertelan muntahan yang mengandung racun pada pil tidur. Hanya saja, dokter tak pernah mengatakan bagaimana dan apa yang menyebabkan Jimi muntah begitu dahsyatnya hingga kehilangan nyawa. Pengakuan Jeff pun sejalan dengan mantan dokter yang menangani kondisi Jimi ketika itu, Dr. John Bannister. Dokter itu merasa sangat heran melihat kondisi Jimi yang dipenuhi cairan red wine. Bahkan, sang dokter mengaku tak pernah melihat begitu banyak cairan red wine sebegitu banyaknya seperti yang dilihat malam itu pada tubuh Jimi. Perut dan paru-paru Jimi penuh cairan red wine, bahkan cairan itu menjalari rambutnya. Jimi seperti habis tenggelam di dalam kolam anggur merah. Jeff dan keterangan Bannister membantah keterangan petugas ambulans yang bersaksi bahwa kondisi pakaian Jimi dalam keadaan rapi ketika ditemukan.
Sayang Jeff hanya menceritakan itu kepada Tappy, karena jika Jeff sempat hidup untuk mengonfirmasi kebenaran pengakuannya itu kepada dunia, mungkin Jimi akan merasa lebih tenang di kuburnya. Lebih dramatis lagi, perempuan terakhir yang melihat Jimi hidup, Monika Danneman, pun tak bisa lagi bercerita banyak, karena perempuan pelatìh ice skating itu memutuskan bunuh diri pada tahun 1996.


Casino Nights Online - JS Hub
ReplyDeleteGrab your free 바카라 룰 slot 서울특별 출장안마 to 김천 출장안마 start spinning and win with this $50 slot machine, 창원 출장샵 $50 no deposit bonus & 10% deposit match, and up to $300 Free spins! 강원도 출장마사지