Dimana Pusat Dunia Sesungguhnya?
Segala sesuatu harus dimulai dari titik 0, demikian pula dengan waktu. Manusia membutuhkan satu titik awal untuk memulai perhitungan waktu bagi acuan di seluruh penjuru dunia.
Sains barat telah menentukan bahwa Greenwich-lah yang menjadi titik nol waktu di seluruh dunia. Greenwich pada dasarnya adalah sebuah distrik di wilayah tenggara London, lnggris. Awalnya, penetapan Greenwich Mean Time (GMT) digunakan untuk keperluan penetepan standar waktu jadwal kereta api. ltulah ide yang digagas oleh Sir Sandford Fleming pada tahun 1870-an. Pada 1884 diselenggarakan Konferensi Meredian lnternasional yang bertempat di Washington DC dan dihadiri 27 utusan dari berbagai negara, termasuk sejumlah pakar dan ilmuwan astronomi dan seluruh dunia. Dalam pertemuan tersebut diputuskan, negara dibagi dalam 24 zona waktu, setiap zona selebar 15 derajat bujur bumi dimulai dari Greenwich di lnggris. Dan sejak itu, seluruh dunia baik barat maupun negara-negara berpenduduk muslim mengakui bahwa GMT adalah titik nol waktu.
Tapi adakah argumentasi ilmiah yang bisa menjustifikasi bahwa setiap zona selebar 15 derajat bujur bumi dimulai dari Greenwich itu adalah pusat atau titik nol bumi ini? Konferensi 1884 yang menetapkan Greenwich sebagai penanda waktu diyakini tak lebih karena kuatnya pengaruh lnggris yang menjadi negara dengan militer terkuat dan paling disegani ketika itu. Daerah-daerah koloni yng menjadi jajahannya terbentang sangat luas di penjuru bumi. Kesimpulannya, tidak ada alasan ilmiah apapun untuk membenarkan GMT sebagai pusat dunia!
Ada syarat untuk sebuah titik di bumi agar bisa disebut sebagai pusat dunia. Yang terutama adalah bahwa titik itu harus Zero Magnetism alias tidak memiliki kecenderungan kutub magnet utara atau selatan. Artinya, ketika kita rnenggunakan kompas di titik ini maka jarum kompas tidak akan - bergerak karen daya tarik kutub utara dan kutub selatan menjadi sama besarnya. Percayalah bahwa tempat itu berada di Mekkah.
Ketika Neil Armstrong sedang melayang di angkasa dalam pendaratan ke bulan, ia terpan menyaksikan bahwa planet bumi seolah menggantung dalam kegelapan. Pada ekspedisi antariksa dan para angkasawan NASA lagi-lagi dibuat terpana bahwa ada sebentuk radiasi yang memancar cukup jelas dari Mekkah, lebih tepatnya di Ka’bah, pusat sujud millaran umat muslim seluruh dunia. Hebatnya radiasi itu seolah tak berujung, bahkan ketika para astronot itu melanjutkan perjalanan untuk memfoto planet Mars, radiasi itu terus terlihat. Temuan ini kemudian dipublikasikan dalam situs resmi NASA, tapi 21 hari kemudian tiba-tiba saja berita menakjubkan ini lenyap dan situs-situs pemberitaan. Seolah-olah ada yang tidak ingin masyarakat dunia mengagumi mukjizat Kakbah.
Tidak seperti Greenwich, klaim Mekkah sebagal pusat bumi didasar kan pada penelitian ilmiah yang teruji dan dilakukan obyektif oleh ilmuwan-ilmuwan yang netral. Hasilnya, Mekkah adalah kota yang tidak terpengaruh oleh gaya magnet bumi. Tak heran orang-orang Mekkah terlihat awet muda karena gravitasi yang mereka alami tidak sekuat wllayah-wilayah lain di bumi ini. Pengakuan dari para jemaah yang sudah pernah bertawaf (mengelilingi) Kakbah merasakan adanya semacam pasokan energi baru (recharge) pada tubuh mereka setiap kali selesai bertawaf. Itu studi-studi yang dilakukan ilmuwan barat. Namun mohon dicatat, bahwa studi mereka tidak dimaksudkan untuk membuktikan Mekkah sebagai pusat benua :
NASA dan beberapa negara barat tentu tak ingin kebenaran ini terungkap, karena ada imbas politis dan religius yang sangat dahsyat apabila ilmiah ini diakui sebagai kebenaran. Ayat-ayat Tuhan di dalam Al-Qur'an telah secara tersirat maupun tersurat mengisyaratkan keistimewaan Mekkah sebagai ‘ibu’ negeri-negeri, di sekelilingnya. Sains telah rnembuktikannya, tidak hanya sebagai pusat dunia, tapi yang lebih besar lagi, kebenaran informasi pengetahuan luar biasa di dalam kitab suci Islam.
NASA tentu tak akan membiarkan kebenaran ini berlanjut dan meluas. Mereka justru memilih menutup saluran-saluran informasi mengenai ini. Tapi bukan hanya NASA yang ‘berotak’ karena banyak ilmuwan, terutama ilmuwan muslim cerdas yang mulai menggugat GMT sebagai pusat bumi. Mereka menyerukan alternatif Mekkah Al-Mukarramah sebagai pusat bumi atau titik nol waktu dunia pada konferensi Qatar tahun 2009. Tindak lanjutnya adalah mendirikan jam raksasa di Mekkah Royal sebagai standar waktu Arabia sekaligus sebagai standar waktu dunia yang hendak menantang kearoganan Big Ben di London.
Manusia tinggal memilih, apakah kebenaran sains atau sekedar nostalgia sejarah yang layak untuk menentukan di mana pusat bumi yang sesungguhnya.


0 comments:
Post a Comment