Kontroversi Keamanan Imunisasi Vaksin


Konspirasi - Generasi rnanusia yang sehat merupakan modal dasar pembangunan sebuah bangsa. Jargon ini kemudian diwujudkan melalui program imunisasi yang diberikan kepada bayi dan balita. Dengan vaksin, tubuh akan membentuk sistem imun (kekebalan tubuh) yang tidak bisa diproduksi secara alami oleh tubuh. Tapi, tahukah Anda bahwa temyata jargon imunisasi vaksin mulai digugat kebenarannya? Tidak hanya oleh orang awam namun juga disosialisasikan oleh beberapa dokter yang rnemiiiki pandarigan berseberangan dengan mereka yang mendukung gerakan vaksinasi massal. Awal dan keraguan ini tak lepas dan peran keluarga zionis Amerika. Rockefeller lewat bisnis farmasi Fiexner Brother. Ada dugaan kuat bahwa mereka melakukan serangkaian proyek depopulasi (pengurangan jumlah penduduk) sebagaimana yang menjadi program besar dalam protocol of Zion. Terlebih lagi keluarga zionis ini adalah pendiri WHO (World Health Organization) pada tahun 1948 dan sekaligus menjadi inisiator pembentukan lembaga Intelijen paling berpengaruh dan paling kontroversial, CIA (Central Inteligence Agency) AS. WHO sendiri banyak diisukan teribat dalam bisnis kotor sebuah virus di negara-negara miskin dan berkembang. Kasus yang lain juga perselisihannya dengan rnantan Menteri Kesehatan Rl, Siti Fadilah Supari yang menuduh bahwa WHO dan pelaku Industri farmasi besar di belakangnya telah mengambil keuntungan tak wajar dari wabah flu burung dan flu babi yang telah merenggut banyak nyawa.

Banyak gugatan yang memperingatkan bahaya vaksin dari para ahli yang bergelar setingkat doktor (S3) di berbagal belahan dunia. Dr. James R. Shanno, mantan Direktur Institusi Kesehatan AS mengatakan bahwa satu-satunya vaksin yang aman adalah yang tidak pernah digunakan. Seorang peneliti kanker di lnggris, Dr. W.B. Clarke dan Neil Z. Miller juga seorang peneliti vaksin menyatakan bahwa kanker dan autisme pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Dalam buku “Immunisation: The Reality Behind the Myth” tulisan Dr. William Hay, menyatakan keheranannya yang luar biasa pada praktik memasukkan nanah (yang dibiakkan di janin anjing, babi, dan manusia) dalam peningkatan daya tahan tubuh. Padahal, sistem imun sudah terbentuk sendiri pada tubuh manusia. Di Indonesia bahkan sempat muncul kehebohan akibat vaksin meningitis untuk jemaah haji yang diduga terbuat dari lemak babi.
Meskipun, pada akhirnya MUI menghalalkan selama belum ditemukan produk penggantinya (kasus yang sama juga terjadi pada gelatin yang belum ditemukan penggantinya).

Bantahan pun bermunculan melawan gerakan anti-vaksin yang sudah mewabah ke berbagai dunia. Propagandanya adalah bahwa ada 2,4 juta anak-anak yang meninggal akibat penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi vaksin. Mereka munuduh bahwa telah terjadi kampanye hitam dan menyesatkan  dari kelompol anti-vaksin atas motif agama, budaya, dan juga tentu saja persaingan ekonomi. Biasanya mereka yang berkampanye hitam itu berasal dari kelompok praktisi kesehatan alami berupa foot combining, naturopathy, homeopathy atau bisnis terapi herbal. Tidak lain tujuannya dengan menakut-nakuti masyarakat akan isu bahaya obat-obatan kimia dari para dokter dan farmasi kapitalis.

Serangan balik gencar dilancarkan dengan menyelidiki latar belakang professional para penggerak anti-vaksin tersebut. Hasilnya luar biasa. Ternyata Neil Z. Miller yang kayanya ahli vaksin rupanya hanya seorang jurnalis pada lembaga riset medis dan sekaligus meruapkan komsultan kesehatan alami. William Hay, ternyata adalah seorang foot combining saingan para dokter. W.B. Clarke bukan ahli vaksin, ia hanya seorang ahli kanker pada tahun 1950-an. Bahkan Dr. Wakefield seorang ahli vaksin yang sempat menyatakan bahwa vaksin menjadi penyebab autisme pada anak, akhirnya terbukti memalsukan data yang menyebabkan kesimpulan ilmiahnya menjadi salah, dan peristiwa ini pun sudah dipublikasikan dalam British Medical Journal bulan februari 2011 lalu. Mereka juga mengatakan bahwa data-data para penggiat anti vaksin sudah kuno karena bersumber dari peristiwa-peristiwa sebelum 1960-an. Kondisi saat vaksin belum berkembang pesat seperti saat ini yang terus mengalami perbaikan pada proses pembuatannya.

Jadi manakah yang benar?
Jika kelompok anti-vaksin yang benar maka sesungguhnya ada program 'pembunuhan' massal yang sedang dilakukan dunia medis terhadap anak-anak kita. Tapi jika kelompok provaksin yang benar, sesungguhnya ada maksud jahat dari sebagian manusia di dunia ini yang menginginkan generasi penerus menjadi lemah akibat daya tahan tubuh anak yang rendah. Tuhan, kedua kemungkinan ini sama-sama ingin membunuh anak-anak kami.

Sumber: Buku 'Konspirasi' - Alfred Suci

0 comments:

Post a Comment