MORMON - Pemecah Keimanan Kristen
Kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada akhir tahun 2012 memunculkan fenomena menarik. Calon presiden lawan Barrack Obama dari Partai Republik, Mitt Roomney diisukan sebagai penganut taat Kristen Mormon.
Tapi, umat kristen sendiri menolak keras jika mormon diklaim sebagai bagian dari kristiani, mereka bahkan menyebutnya sesat. Kesesatan itu terletak pada keyakinan akan kitab Mormon yang mengingkari kesepakatan Kredo Nicea. bahwasanya hanya menetapkan 4 Injil yang menjadi pegangan Kristen hinga akhir zaman.
Joseph Smith adalah seorang yang dianggap orang suci bagi aliran Mormon. Menurut kepercayaan, pada bulan September 1823 ia didatangi oleh nabi suci dari surga bernama Moroni. Joseph 'diwahyukan' bahwa Yesus telah menampakkan dirinya di Amerika kuno. Moroni memberitahu bahwa ada catatan suci yang terkubur di sebuah bukit di Amerika kuno. catatan itu berisi ayat-ayat yang akan menggenapi Injil Yesus Kristus. Pada bulan September 1827, Joseph menerima catatan suci yang terbuat dari lempengan emas, yang kemudian disebut sebagai kitab Mormon penggenap Injil Yesus. kitab ini dipublikasikan secara luas pada tahun 1830dan menjadi pegangan bagi jutaan penganut Mormon di Amerika. Era ini merupakan awal mula lahirnya Mormon sebagai sebuah paham agama baru di negara bagian New York.
Terang saja, kitab Mormon dan pengikutnya dianggap sesat karena telah melencengkan keyakinan Kristiani pada Injil. Cerita sesat ini mengingatkan kita pada Ahmadiyah yang meyakini kitab Tazkirah tulisan Mirza Ghulam Ahmad sebagai penggenap Al-Quran. Klaim Mormon bahwa mereka adalah bagian dari Kristen ditengarai hanya merupakan kedok agar mereka tidak dimusuhi oleh miliaran umat Kriten. Faktanya, seorang penganut Mormon dan jemaat di gereja Church of Jesus Christ of Latter Day Saint, mengatakan pada editorialnya di The New York Times bahwa, "Saya sangat senang tidak termasuk Kristen."
Meskipun paham Mormon juga meyakini Yesus, namun banyak perbedaan dokrin dan kisah didalam kitab Mormon yang bertolak belakang dengan keyakinan Injil. Buktinya, seorang mantan pendeta Mormon yang telah bertobat, John Stone menyatakan dengan tegas bahwa paham Mormon sangat terkutuk. Karena, Yesus yang diyakini penganut ini bukanlah Yesusu yang diyakini di dalam Injil. Tapi, orang lain yang bersaudara sengan iblis! Mormon juga tidak meyakini konsep trinitas yang menjadi dasar keimanan Kristen hingga saat ini.
Jika saja Romney terpilih menggantikan Obama menjadi presiden di negara terkuat di dunia saat ini, akibatnya akan banyak orang yang khawatir akan Mormon yang berkembang pesat. Dampaknya tentu keimanan Kristen bisa semakin tersudut. Karena dengan kekuasaan sangat besar yang dimilikinya, ia bisa saja mengeluarkan sejumlah kebijakan yang bisa "membenarkan" keimanan Mormon yang saat ini telah menjadi keyakinan 14 juta orang. Ketakutan ini cukup beralasan, mengingat Romney pernah menjawab panggilan sebagai pengabar Injil puluhan tahun lalu di Perancis oleh pemimpin Mormon. Praktik poligami, sesuatu yang diharamkan Kriten sejak tahun1866 oleh Paus Leo XII, nammun sangat dianjjurkan oleh Mormon. Mormon juga meyakini bahwa manusia dianggap mampu menjadi "seperti Tuhan." Atas "kesesatan" mereka, kelompok ini pada masa dahulu dikejar-kejar dan dibantai. Sebelum pada akhirnya, mereka diperbolehkan untuk tinggal di daerah terpencil bernama Utah (sekarang menjadi pusat kegiatan Mormon) dengan kesepakatan supaya mereka tidak mempraktikkan poligami untuk selama-lamanya.


0 comments:
Post a Comment