Keislaman Sisingamangaraja XII

Cukup aneh sebenarnya mengapa ajaran Islam seakan-akan terputus di tanah Batak. Padahal, posisi geografis Batak terletak di pulau Sumatera yang berada di tengah-tengah masyarakat Aceh, Minang dan Melayu yang begitu kental keislamannya.

Hal ini bukanlah sekedar pepesan kosong jika kemudian dikaitkan dengan munculnya fakta bahwa Sisingamangaraja XII, raja Batak yang paling terkenal adalah seorang muslim!
Seperti halnya konspirasi sejarah yang menutupi bukti bahwa Majapahit adalah kerajaan Islam dan bukan kerajaan Hindu seperti yang ditulis dalam sejarah. Maka, beberapa temuan penting juga seakan membuktikan bahwa Batak (Toba), atau setidaknya rajanya, telah memeluk agama Islam.

Bukti terpenting yang menguatkan dugaan ini adalah stempel atau cap kerajaan milik Sisingamangaraja XII yang bertuliskan huruf arab gundul (Jawi).
 

Tulisan itu berbunyi, "Inilah cap Maharaja Negeri Toba kampung Bakara, kotanya hijrah Nabi 1304." Penggunaan tahun Hijriah Nabi Besar Muhammad SAW semakin menguatkan pengaruh Islam yang kuat ditanah Toba ketika itu. Namun, bantahan muncul dari beberapa sejarawan yang mempelajari kebudayaan Batak, bahwa Sisingamangaraja XII ketika itu memiliki beberapa stempel, salah satunya memang menggunakan huruf arab gundul. Alasannya, pada masa itu huruf arab gundul banyak dipakai kerajaan-kerajaan lain sebagai bahasa lingua franca (bahasa pengantar). Jadi huruf arab yang digunakan pada stempel kerajaan Toba hanya bersifat unutk memudahkan diplomasi belaka.

Argumentasi itu ternyata tidak menyurutkan rumor mengenai Keislaman Sisingamangaraja XII. Karena, beberapa dokumen tertulis secara jelas menyebutkan bahwa sang raja memang sudah memeluk Islam meskipun tidak secara fanatik. Penulis buku Sisingamangaraja XII, Mohammad Said menyatakan kemungkinan besar Sisingamangaraja XII telah berpindah dari agama Pelbagu (agama animisme menyembah mahadewa Mulajadi Na Bolon) menjadi seorang Muslim. Pedomannya berasal dari tulisan seorang Belanda bernama J.H Meerwaldt yang pernah menjadi guru di Narumoda dekat Porsea, saat ia penah mendengar bahwa raja Toba telah memeluk Islam. Majalah Rheinische yang terbbit di Jerman Missionsgessellschaft tahun 1907, juga menuliskan keislaman Sisingamangaraja XII.

Sebuah surat rahasia tanggal 19 Juli 1907 juga memastikan bahwa Sisingamangaraja dan putra-putranya telah beralih memeluk Islam, walaupun keislamannya tidak begitu fanatik. Hal yang sama juga dituliskan surat kabar Belanda, Algemcene Handeslblad pada edisi 3 Juli 1907. Beritanya adalah, " Menurut kabar dari pendudukan, sudahlah benar raja yang sekarang semenjak lima tahun yang lalu telah memeluk Islam. Tetapi dia bukanlah seorang Islalm yang fanatik, demikian pula dia tidak menekan orang-orang disekelilingnya untuk menukar agamanya." Sejarawan Dada Meuraxa, dalam bukunya Sejarah Kebudayaan suku-suku di Sumatera Utara juga menuliskan bahwa Sisingamangaraja XII sudah masuk Islam dan disunatkan di Aceh waktu beliau berkunjung meminta bantuan senjata. Terkait dengan senjata, motif bendera perang SisingamangarajaXII juga sangat kental nuansa arabnya. Di gambar itu terdapat dua bilah pedang yang sangat mirip dengan bentuk pedang arab, ditambah lagi dengan bentuk bulan dan bintangnya.

Keislaman Sisingamangaraja XII sesungguhnya juga bukan merupakan hal yang aneh. Ketika itu, kerajaan aceh sebagai tetangga Negeri Toba juga sudah sangat kuat memeluk Islam. Toba yang dirundung kesulitan melawan penjajah sangat membutuhkan bantuan senjata dan strategi tempur pasukan Aceh. Pertanyaan besarnya adalah, mengapa hal ini seperti tak ditembus sejarah resmi yang kita ketahui selama ini? Memang benar semua itu masih suatu kemungkinan. Namun, jejak sejarah tetaplah sebuah bukti-bukti yang bisa saja sangat menentukan jalan sejarah dan kepercayaan jutaan orang di kemudian hati. Karena itu, jika benar raja Negeri Toba telah diislamkan dan berita ini tidak "ditutupi," besar kemungkinan jalur Islam di Pulau Sumatera tidak terputus di tanah Batak seperti saat ini.

0 comments:

Post a Comment