Geliat Freemason di Nusantara
Mengherankan, ketika memikirkan kembali seluruh pelajaran sejarah yang pernah kita terima sejak SD hingga perguruan tinggi.
Bagaimana tidak, ketika suatu nama yang banyak meninggalkan jejak sejarah, tapi terlupakan dalam buku-buku sejarah di sekolah. Nama itu dalah freemason! Nama sebuah kelompok rahasia yang memendam hasrat menguasai dunia melalui gerakan masif yang disebut "New World Order" (Tatanan Dunia Baru/Pemerintahan Dunia).
Indonesia, sebongkah permata katulistiwa yang memendam kekayaan alam luar biasa, tentu saja tak terlepas dari jerat gerakan ini. Jejak-jejak Mason sebenarnya telah banyak bertebaran di bumi Nusantara. Namun entah mengapa, dari rezim ke rezim nama Mason seolah haram untuk di ekspos menjadi suatu kajian sejarah yang bisa dinikmati oleh para pelajar Indonesia dalam jalur-jalur pendidikan resmi.
Bukan karena tidak ada literatur yang bisa dijadikan referensi kurikulum. Tapi, karena beberapa naskah tua peninggalan para pengamat dan juga anggota Mason di Hindia Belanda (Indonesia) cukup tersebar di perpustakaan nasional di Jakarta. Buku "kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917" pernah diterbitkan oleh tiga loge(kuil yahudi) besar, Loge de Ster in het Oostern di Batavia, Loge La Contante et Fidele di Semarang, dan Loge de Vrienschaap di Surabaya pada tahun 1917. tulisan dr. Th. Stevens, seorang anggota freemason bahkan pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2004 dengan judul " Tarekat Mason Bebasdan Masyarakat di HIndia Belanda dan Indonesia1764-1962" Bukti-bukti tertulis ini adalah sejarah tak terbantahkan keberadaan mereka di Indonesia.
Ruang pemujaan di Loji Palembang
Tugu di Yogyakarta memiliki lambang bintang Daud Yahudi. Mungkinkah ini pertanda Keraton pun tak terlepas dari jerat Freemason? Lojinya pun konon dipinjam dari Sultan.
Mari kita ingat kembali apa yang diberitahu bahwa para pendiri Boedi Oetoomo adalah para pengikut Freemason? Mengapa nama-nama para elite Boedi Oetomo dan elite Keraton Kadipaten Paku Alam Yogyakarta terekam dalam buku kenang-kenangan Mason di Indonesia? Tidak itu saja, dalam sebuah ceramah tokoh Mason, Dirk van Hinloopen, Boedi Oetomo, dan kesultanan Yogyakarta disebutkan memiliki kaitan erat dengan ajaran Theosofi, sebuah aliran kebatinan Freemason. Simbol tarekat Theosofi ini adalah bintang David (Lambang negara Israel), hingga kedekatannya dengan Yahudi sangat kental. Terlebih lagi kegiatan para Freemason sering dilakukan di loji-loji (Loge) peribadatan Yahudi. Boedi Oetomo sendiri diyakini lebih dekat kepada praktik kejawen (kebatinan jawa) yang anti syariat Islam, ketimbang citranya sebagai prganisasi nasionalis.
Logo Aliran Theosofi
Misi Mason adalah menghapus sekat agama dan kebangsaan sebagai pemisah umat manusia. Maka, tidak heran jika saat ini pemahaman sekularisasi agama begitu kental. Mason mengamini bahwa agama kemanusiaan (humanisme) adalah yang paling benar dan paling beradab. Semua agama adalah sama, atau itulah hukum Tuhan. Ketika itu dirasakan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan maka halal untuk diubah! Turki, sebagai kekaisaran Islam terakhir, sudah mengalami hal ini. Islam disana menjadi sekuler murni. Indonesia? Rasanya nyaris menyongsong kondisi humanisme lebih berkuasa dibandingkan Tuhan.
Theosofi dan Mason di Indonesia menunjukkan gerakan zionis Yahudi telah masuk dan mengakar kuat pada darah para bangsawan yang memimpin negeri ini. Mereka menutupinya dengan sejarah-sejarah palsu yang "diciptakan" demi mengaburkan peran zionis. Bayangkan bagaimana ironisnya negeri ini, ketika mengatakan tidak memiliki hubungan bilateral dengan Israel (negara zionis). Tapi, Indonesia pernah membeli senapan serbu buatan Israel untuk serdadu TNI. Selain tiu, tentara nasional kita membeli pesawat tempur bekas Angkatan Udara Israel. Seorang mantan pemimpin kita bahkan menerima medali penghargaan tertinggi dari Israel!
Apa buktinya Zionis tumbuh subur di Indonesia? Pertama, jalan Medan Merdeka Barat yang kita kenal sekarang sebagai kawasan merah (pusat pemerintahan) dulunya bernama jalan Blavatsky Boulevard. Jalan itu diambil dari nama seorang zionis Yahudi asal Rusia, Helena Blavatsky, seorang penggiat Freemason. Madame Blavatsky pernah satu tahun berada di Batavia (Jakarta) untuk mengajarkan Theosofi khususnya mendoktrin bahwa semua agama adalah sama (pluralisme). Di Blavatsky Boulevard, dulunya sering menjadi tempat pemanggilan roh-roh halus sebagai bagian dari ibadah okultisme (ilmu gaib) mereka. Maka tak heran saat ini praktik Islam di Jawa (sering dikenal dengan istilah kejawen) bersentuhan dengan ritual-ritual mistik. Diyakini bahwa gerakan Mason di tanah Jawa bermaksud untuk menjauhkan umat Muslim dari Ajaran Islam yang murni.
Makam serdadu NAZI di Bogor
Gerakan Zionis di Hindia Belanda ini sempat menggelisahkan Hitler yang memang membenci Yahudi. Ia pun mengirimkan tentaranya untuk memerangi gerakan ini.






0 comments:
Post a Comment