Chemtrails Sebagai Upaya Depopulasi
Pernah Anda menengadah ke langit dan melihat ada jejak seperti asap memanjang di langit? Anda akan menduga itu adalah jejak pembakaran mesin pesawat. Padahal, Anda tidak mendengar ataupun melihat adanya burung besi yang melintas.
Waspadalah, karena mungkin saja yang Anda sedang saksikan itu adalah chemtrails (chemical trails jejak kimia) yang sedang disemprotkan ke bumi. Zat itu termasuk dalam rangkaian proyek depopulasi manusia (pengurangan jumlah penduduk). Jerry D. Gray, seorang mantan angkatan udara Amerika penulis buku konspirasi New World Order, bersikeras menyatakan bahwa jejak-jelak itu adalah salah satu alat untuk melemahkan daya tahan manusia. Caranya dengan menyemprotkan berbagai bahan kimia berbahaya di atas atmosfer. Apa yang diperingatkan oleh Jerry pada kenyataannya telah menjadi bahan demonstrasi jutaan orang di dunia, khususnya di Amerika Serikat yang menuding ada gerakan rahasia berbahaya untuk "membunuh” penduduk.
Bahaya chemtrails terdapat pada bahan-bahan beracun seperti, oksida alumnium, merkuri, radioaktif, barium, fiber, dan ditumpangi juga oleh virus/bakteri. Jerry pernah mengingatkan bahwa tanpa sepengetahuan banyak orang, pesawat-pesawat asing sering melintas di langit Indonesia dan menyemprotkan sejumlah bahan kimia berbahaya. Percaya atau tidak, ketika terjadi serangkaian chemtrails di langit Jakarta pada tahun 2009 hingga 2010, mendadak saja jumlah pasien dengan keluhan infeksi saluran pernapasan melonjak hingga 400%!
Ada dugaan bahwa pada tahun 2009 juga terjadi penyemprotan chemtrails di langit Jakarta oleh pesawat-pesawat USAF. Pesawat itu kabarnya sedang “mempersiapkan” virus flu burung (H5N1). Sialnya, virus-virus itu terbawa angin hingga ke Singapura, sehingga banyak warga di negeri singa itu yang terkena dampak virus burung.
Bahaya chemtrails secara sistematis bisa membunuh sirkulasi alam. Serangga yang terkena akan mati dan tidak bisa melakukan penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan. Ketika tumbuhan meranggas, maka manusia akan kelaparan. Kepanikan terjadi, pembunuhan, perampokan, kelaparan. Di sinilah kesuksesan program depopulasi tercapai!
Namun selalu akan ada yang diuntungkan, yaitu farmasi. Tentu saja, obat-obatan akan laku keras karena penyakit-penyakit buatan yang menjadi dampak dan chemtrails.
Tentu saja pemerintah menganggap chemtrails hanyalah sebuah konspirasi omong kosong. Meskipun, belakangan protes terhadap chemtrails justru muncul dan para mantan agen rahasia, FBI, dan pensiunan tentara Amerika sendiri. Apa yang diduga jejak kimia itu tak Iebih dari contrails atau bekas jejak pembakaran pesawat belaka. Padahal, jika diperhatikan adaPerbedaan antara contrails, yaitu pada lebarnya. Jejak contrails lebih sempit dan cepat menghilang. Sementara, chemtrails lebih lebar dan bertahan lebih lama di langit. So, suatu ketika anda mendongak ke langit, seharusnya anda tidak lagi berpikir bahwa semua akan baik-baik saja bukan?
Sumber: buku 'Konspirasi' Alfred Suci


0 comments:
Post a Comment