Legalisasi Senjata Api Di AS: Antara Hak, Bisnis, Dan Politik

legalisasi senjata api as

Konspirasi - Meskipun sudah ratusan nyawa harus berakhir diujung peluru tajam. Namun, jangan pernah berharap mimpi buruk itu akan segera berakhir di AS.

Meskipun kita tidak pernah mendoakan itu terjadi, tetapi kebijakan konyol para politisi yang menjadi antek industri senjata api akan selalu menjadi penyebab munculnya psikopat-psikopat sadis. Berita mutakhir di penghujung 2012 diwarnai dengan kematian 28 siswa, temasuk 20 orang siswa Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, AS, yang menjemput ajal secara tragis karena seorang remaja, Adam Lanza, menembaki mereka secara membabi buta.

Juli 2012 lalu terjadi penembakan brutal yang menewaskan 12 orang penonton bioskop Dark Knight Rises (Batman). Semua polisi berharap itu adalah tragedi yang terakhir kalinya. Tapi itu hanya basa-basi politik, karena peristiwa sama selalu berulang sejak tahun 2000.

Rangkaian kejadian penembakan di institusi pendidikan terbentang sejak tahun 2001 di SMA di California (2 tewas, 13 terluka), Maret 2005 SMA Red Lake di Minnesota (9 tewas, 7 terluka), Oktober 2006 sekolah Amish di Pennsylvania (5 tewas), April 2007 di Universitas Virginia Tech (32 tewas), februari 2008 di Nothern Illinois University (5 tewas, 16 terluka), april 2012 di Oikos University, Oakland (7 tewas, 3 terluka), dan banyak lagi kasus lainnya sebelum tahun 2000. Ini hanya terjadi di lembaga pendidikan , belum terhitung di tempat lainnya, perang gengster, korban-korban tewas akibat perampokan bersenjata dan berbagai peristiwa akibat perampokan bersenjata dan berbagai peristiwa yang melibatkan senjata api.

Bisnis miliaran dolar dari sejata api telah membuat politisi AS menjadi makhluk-makhluk paling keras kepala dan tidak peduli dengan keamanan warganya. Alih-alih membatasi atau melarang penjualan senjata api, pemerintah malah mengkampanyekan perlunya masyarakat menjaga diri dan keluarga mereka dengan membeli senjata api. Bobrok negeri yang sering kali dijadikan "acuan peradaban" oleh bangsa Asia, justru menjerembabkan AS sebagai salah satu negara (di luar Afrika) yang memiliki tingkat kejahatan tertinggi di dunia. Siapa saja bisa datang ke toko olahraga dan membeli senjata api, mulai dari pistol ringan hingga senapan serbu yang sama digunakan oleh pasukan SWAT kepolisian Amerika. Dengan uang sekitar 2 juta rupiah anda sudah bisa membeli sepucuk pistol di toko-toko senjata yang tersebar diseluruh kawasan. Penjual hanya meminta SIM atau tanda pengenal lainnya, lantas menunggu sekitar seminggu sampai 10 hari. Setelah itu, anda akan mendapat surat izin memiliki senjata dan boleh amunisi dimanapun. Tentu saja anda harus berusia 20 tahun ke atas. Ini gila!

Hampir tidak mungkin mengubah kebijakan konyol AS mengenai senjata api legal. Karena, bisnis ini melibatkan miliaran dolar dari produsen senjata api seperti Smith & Wesson, Glock, Barreta, senapan serbu M16 hingga varian senapan merek AT yang dipakai oleh pasukan elite AS. Perang dan hak membela diri adalah bisnis pembuat senjata pembunuh ini. Maka jangan heran jika provokasi dan lobi-lobi sangat hebat mereka lancarkan agar pabrik senjata bisa terus berproduksi. Perdamaian adalah satu hal yang menjijikan bagi industri seperti ini.

Salah satu pelobi senjata api paling kuat di AS adalah National Riflle Association of America (NRA). NRA merupakan organisasi nirlaba yang paling ngotot melobi serta mengajurkan perlindungan Amandemen kedua Bill of Rights Amerika Serikat yang menawarkan hak kepilikan senjata api hingga keahlian menembak, penggunaan senjata api, perlindungan dari berburu serta pertahanan diri di Amerika Serikat. Mereka mensponsori pelatihan menembak, tidak saja untuk orang dewasa tetapi juga kepada anak-anak! Survey yang dilakukan pada tahun 1999 oleh Fortune, NRA adalah kelompok lobi yang paling berpengaruh, bahkan jauh lebih kuat dibandingkan lobi AIPAC (American Israel Affairs Committee) yang banyak menentukan arah kebijakan pembelaan membabi buta terhadap kebiadaban Israel. Daya gempur politik NRA sangat dahsyat, sehingga memiliki kemampuan suara yang besar untuk menentukan isu-isu tertentu, baik di wilayah AS sendiri maupun Internasional yang melibatkan kebijakan pemerintah AS.

Dua partai di AS, Demokrat dan Republik bahkan dikabarkan enggan menghadapi kemarahan NRA jika kepentingannya digugat, meski kadang tak berkaitan dengan senjata api. Apalagi, bila topik itu menyangkut hak kepemilikan senjata. Hal itu bisa terjadi karena anggota-anggota elite NRA juga diisi oleh para politisi berpengaruh di AS, dan NRA tak segan menggelontorkan dolar untuk mensponsori kampanye senator-senator, gubernur, walikota, hingga presiden. Jadi sepertinya, meskipun Presiden Barack Obama telah memerintahkan Wapres Joe Bidden untuk melakukan langkah-langkah pembatasan senjata api. Namun tampaknya, angin politik tidak akan mampu menghantam kuatnya tembol kepentingan NRA yang disokong dana besar produsen senjata api. It's all about business, meskipun nyawa anak-anak adalah harga yang harus dibayar.

0 comments:

Post a Comment