Pengertian Pengendalian Pikiran

pengertian pengendalian pikiran

Konspirasi - Pikiran adalah gagasan dan proses dari jiwa dan mental. Dengan berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan. rencana, dan kehendak, Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama di antaranya kognisi. pemahaman, kesadaran, gagasan. dan imajinasi.
        Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep. terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran. dan membuat keputusan.
        Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.
        Jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (immaterial) dari manusia. Biasanya jiwa dipercava mencakup pikiran dan kepribadian dan sinonim dengan roh. akal, atau jati diri. Di dalam teologi, roh dan jiwa dipercaya hidup terus setelah seseorang meninggal dan kembali kepada Tuhan, dan agama mengajarkan bahwa Tuhan adalah yang memberikan roh dan jiwa kepada manusia, Di beberapa budaya dan kepercayaan, benda-benda mati dikatakan memiliki jiwa. kepercayaan ini disebut animisme.
        Roh adalah bagian yang paling sakral dari manusia, penggunaan istilah jiwa dan roh sering kali sama, meskipun jiwa lebih sering berhubungan dengan keduniaan dibandingkan dengan roh yang lehih banyak di kaitkan dengan penyembahan kepada Tuhan (paham monoteisme), atau penyembahan kepada tuhan-tuhan lainnya (paham politeisme). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup).
        Maka jiwalah yang mengendalikan pikiran, kehendak, dan perbuatan, sehingga jiwa akan mengendalikan kesadaran (conciousness). bawah sadar (subconciousness) dan ketidaksadaran (unconciousness).
        Sehingga pengertian pengendalian pikiran adalah bahwa jiwalah yang mengendalikan pikiran rencana. kehendak, tujuan. dan perbuatan). baik secara fisik maupun nonfisik. Bagaimana halnya jika pikiran, kehendak, dan perbuatan kita bisa dikendalikan oleh orang lain, yang kita tidak tahu siapakah orangnya, bahkan dengan menggunakan relepon, handphone, televisi, radio atau GPS, bahkan remote control.
        Pengendalian pikiran juga dikenal sebagai cuci-otak, persuasi koreksi, penyalahgunaan pikiran, melalui kontrol, melalui fisik atau nonfisik, bahkan melalui fasilitas alat elektronika atau digital. dengan tujuan untuk mereformasi atau “reprogram” pikiran. mengacu pada proses dimana sebuah kelompok atau individu, secara sistemaris dan manipulatif menggunakan metode tidak etis untuk membujuk orang lain agar sesuai dengan keinginan manipulator pemogramnya. sering merugikan orang yang sedang dimanipulasi. lstilah ini telah diterapkan untuk semua taktik, psikologis atau sebaliknya, yang dapat dilihat sebagai subversi individu sebuah kontrol atas mereka sendiri untuk berpikir. berperilaku. atau emosi dan keputusan-keputusan yang berlawanan dengan hukum atau hati nuraninya.
         Sejarah cuci-otak dan mengendalikan pikiran pada awalnya dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana secara total, menampakkan hasil secara sistematis dengan mengindoktrinasi tawanan perang melalui propaganda dan metode penyiksaan. Teori-teori ini kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh psikolog Dr. Margaret Singer yang menjelaskan berbagai fenomena yang lebih luas—terutama berkaitan dengan gerakan keagamaan baru, dan Gerakan Zaman Baru (New Age). Teori lainnya yang diajukan oleh Ben Zablocki difokuskan pada pemanfaatan pengendalian pikiran untuk mempertahankan anggota Gerakan Zaman Baru ini.
         Catatan awal penggunaan bahasa Inggris mind control dalam istilah pengendalian pikiran dikenal dan disamakan dengan istilah mereka tentang cuci-otak dalam artikel Edward Hunter di New Leader diterbitkan pada tanggal 7 Oktober 1950. Selama Perang Korea, Hunter, yang bekerja pada saat itu baik sebagai jurnalis dan sebagai agen ntelijen AS, menulis serangkaian buku dan artikel tentang tema pencucian otak China. dengan istilah pcngendalian pikiran.
         Setelah Perang Korea, aplikasi teori mengendalikan pikiran di Amerika Serikat bergeser dari urusan politik keagamaan, sosial, budaya, dan kemasyarakatan, Dari tahun 1960-an semakin banyak pemuda Amerika mulai bersetuhan dengan gerakan-gerakan keagamaan baru (new age). sebagai contoh, ada beberapa orang yang bertobat tiba-tiba mengadopsi keyakinan dan perilaku yang sangat berbeda dari orang orang, dari keluarga dan teman-teman, dalam beberapa kasus mereka diabaikan atau bahkan terputus sama sekali dengan orang yang mereka cintai.
        Pada tahun I 970-an gerakan yang menentang keberadaan Gerakan Zaman Baru (New Age) menerapkan teori pengendalian pikiran untuk menjelaskan secara nyata. Media dengan cepat juga menyusul, dan ilmuwan, badan sosial juga bersimpati kepada anti-Gerakan Zaman Baru yang biasanya terdiri atas para psikolog. mengembangkan ide dan model yang lebih canggih dan tata cara pencucian otak. Sementara beberapa psikolog yang menerima teori-teori ini. sebagian besar merasa skeptis atas kemampuan mereka untuk menjelaskan Gerakan Zaman Baru ini.
        Berdasarkan dari perspektif ilmu saraf modern dan psikologi sosial dari Kathleen Taylor menunjukkan bahwa dengan manipulasi korteks prefrontal (otak depan) akan mengaktifkan ‘cuci-otak”, untuk orang yang sangat rentan dan memiliki mental yang tidak stabil. Sementara itu, di bawah pengaruh ilmu teknologi digital dalam praktik berpendapat bahwa pengendalian pikiran adalah mungkin melalui eksploitasi rahasia sensasi bawah sadar manusia secara elektronis atau digital, yang mendasari dan memfasilitasi interaksi sosial yang sehat.
        Menggunakan kriteria ini, maka ia memberikan contoh yang spesifik baik mengendalikan pikiran yang ringan maupun yang sangat berat (baik satu-satu atau dalam kelompok), kondisi di mana setiap aturan sosial yang paling mudah dieksploitasi untuk suatu kepentingan, dan menawarkan saran tentang bagaimana untuk melawan metode cuci-otak tersebut.
         Pengendalian pikiran adalah istilah umum untuk sejumlah teori yang kontroversial dengan mengusulkan pemikiran individu, perilaku, emosi, atau kepurusan yang lebih besar atau lebih kecil yang dapat dimanipulasi.
          Menurut sosiolog James T. Richardson, beberapa konsep cuci-otak sudah menyebar ke bidang lain dan diterapkan “dengan keberhasilan” dalam konteks yang tidak terkait dengan politik, agama atau kultus sebelumnya, seperti di bidang kemiliteran, tahanan, dan kasus pelecehan seksual pada anak dalam rumah tangga dan bersifat individual, “di mana salah satu orangtua dituduh mencuci otak anaknya untuk menolak orangtua lainnya, dan dalam kasus-kasus pelecehan seks anak di mana salah satu orangtua dituduh mencuci otak anak untuk membuat tuduhan pelecehan seks terhadap orang tua lain”.
          Seorang analis yang bernama Stephen A. Kent telah merangkum penggunaan pencucian otak selama periode tahun 2000—2007, dan menemukan bahwa istilah yang digunakan tidak hanya dalam konteks keagamaan, sosial dan budaya, tetapi juga seperti judul buku dan artikel berikut ini: “Perilaku Remaja dengan Program Modifikasi”, ‘Pengendalian Kelompok Teroris”, “Kendali Budaya Perusahaan, “Interpersonal Kekerasan”. dan untuk Pemerintah China adalah “Dugaan Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Falun Gong”.

Sumber : buku 'Lawan bahaya cuci-otak dan pengendalian pikiran' oleh : Ir. Djohan Gunawan MBA. MSc.

0 comments:

Post a Comment