HSBC Dan Pencucian Uang
Konspirasi - Kejahatan selalu membutuhkan saluran pembersih untuk mencuci harta-harta kotor hasil kejahatan. Usaha-usaha fiktif kerap menjadi pilihan, namun yang memprihatinkan ketika lembaga keuangan sebesar HSBC sebagai lima besar bank terbesar di dunia ikut terseret dalam jejaring pencucian uang milik para penjahat dunia kelas kakap hingga teroris. Demi mendapatkan margin menggiurkan dari miliaran dolar uang panas, HSBC juga tega melancurkan kredibilitas nama besar mereka. Sebelumnya nama HSBC juga terseret dalam skandal pengaturan ilegal suku bunga LIBOR yang sangat memalukan.
Uang panas narkoba milik para kartel mafia Meksiko disalurkan melalui cabang-cabang HSBC yang ada di negeri sombrero itu. Bank memainkan peran menjadi perantara dana ke Amerika Serikat untuk mengelabui penghasilan mafia Meksiko yang sebagian besarnya berasal dari narkoba. Bahkan, HSBC juga turut membantu pencucian uang milik Hamas Palestina yang oleh AS dan Eropa justru sudah dicap sebagai teroris. Ini tentu bertolak belakang dengan kebijakan embargo keuangan yang digadang-gadang selama ini untuk menutup saluran keuangan internasional bagi setiap kelompok-kelompok yang terkait terorisme.
Kejahatan ini terkuat dalam laporan senat AS yang melakukan investigasi dan mempelajari 1,4 juta dokumen yang membuktikan adanya konspirasi itu. Komite senat mengecam HSBC yang berpusat di London dan juga badan-badan pengawas bank di AS yang sengaja mendiamkan skandal itu terus berlanjut sekian lama. Dikatakan bahwa lemahnya kontrol pengawas telah membuat HSBC selama 10 tahun leluasa menjadi pencuci uang bagi para penjahat internasional. Bank itu secara rutin melayani lairan miliaran dolar dana terkait terorisme di Iran , Suriah, dan kartel narkoba Meksiko. Ketika terjadi transaksi bernilai raksasa yang mencurigakan sebesar US$7 miliar sudah muncul peringatan bahwa besar kemungkinan dana itu berasal dari kartel narkoba. Namun, HSBC sengaja melalaikan peringatan itu. Bocoran dari mantan karyawan HSBC, Everett Stern menyebutkan bahwa banyak karyawan bank yang sebenarnya mengetahui kecurangan-kecurangan yang dilakukan bank tempat mereka bekerja. Stern sendiri memutuskan berhenti bekerja pada November 2011 karena merasa tidak didukung perusahaan ketika berhasil menemukan jejak kejahatan keuangan yang dilakukan oleh banknya tersebut.
Ketika semua kebusukan terkuak, manajemen HSBC hanya menyampaikan permohonan maaf dan mengakui segala kesalahannya. Namun yang mengherankan adalah diamnya para otoritas di AS terhadap kejadian memalukan itu. Bahkan, Barrack Obama yang semula sangat garang menyuarakan pembersihan praktik keuangan ilegal, justru diam tak berdaya. Selidik punya selidik, ternyata ada intervensi dari kubu Republik di balik skandal itu. Kuat dugaan semua penyimpanan dan penipuan itu sengaja didiamkan demi spekulasi potensi keuntungan yang bisa menyelamatkan bank-bank itu dari jurang kebangkrutan akibat krisis.
Sumber : buku "konspirasi" Alfred Suci


0 comments:
Post a Comment