Da Vinci - Monalisa - Homoseksualitas
Polemik Leonardo Da Vinci masih terus menimbulkan dahaga bagi para sejarawan. Terlepas dari dugaan bahwa Da Vinci adalah seorang pemimpin Priory of Sion (Biarawan Sion) yang memiliki konsep kekristenan yang bertolak belakang dengan pemahaman pada 4 injil yang ada. Namun, sosok ini merupakan ilmuan dan pemikir besar yang kecerdasannya sungguh cemerlang ketika itu. Bahkan ada yang menyatakan bahwa Da Vinci telah mengetahui rahasia ilmu pengetahuan modern. Sejarawan modern begitu tersentak saat mendapatkan buku catatan Da Vinci setebal 7000 halaman. Bahkan, terdapat sketsa pesawat terbang, kapal selam dan anatomi tubuh manusia. Ilmu pengetahuan sama sekali belum terpikirkan, karena baru pada abad 20 teknologi itu baru terwujud. Tapi, Da Vinci sudah merancangnya pada abad ke 16 !
tak heran dugaan bahwa Da Vinci adalah seorang pemimpin Sion menjadi semakin kuat. Alasannya adalah, dalam dunia konspirasi mengatakan bahwa Sion beserta ksatria templarnya telah menemukan harta karun tak ternilai di Yerusalem. Lokasi ditemukan harta itu ada di bekas reruntuhan kerajaan Solomon (Sulaiman). Ternyata, itu bukan emas permata, melaikan gulungan-gulungan naskah ilmu pengetahuan tertinggi berisi teknologi, geometri dan siapa sesungguhnya Messiah. Inspirasi film super laris Da Vinci Code merupakan adaptasi dari kisah misteri dibalik sosok luar biasa ini. Versinya mengatakan bahwa Santo Yohanes sanng pembaptis Messiah. Dugaan ini menguat karena seringkali Da Vinci melukis sosok sang Santo dalam posisi telunjuk menuding keatas sebagai simbol dirinya adalah putra Allah.
Namun demikian dari sekian banyak kontroversi terkait karya-karya besar Da Vinci, ada sesosok Monalisa yang telah lama menjadi kontroversi dan bahan pergunjingan oelh banyak kalangan. Pelukis zaman modern seperti sekarang ini dan para sejarawan hanya bisa berdecak takjub membayangkan bagaimana seorang pelukis di awal abad 16 bisa memproduksi karya lukis dengan kecanggihan teknik sedemikian tinggi. Bahkan, Monalisa seperti itu sangat sulit untuk ditiru pada abad ke 21 seperti sekarang. Sebegitu tinggikah kecerdasan Da Vinci terhadap teknik pewarnaan, pencahayaan, perspektif, dan anatomi tubuh manusia? Apakah ia bekerja sendirian? Adakah ia menyimpan suatu rahasia teknologi tinggi warisan Solomon yang memungkinkannya melakukan keajaiban itu? Lukisan Monalisa yang kini tersimpan di Museum Louvre, Paris mungkin hanya bisa menertawakan para sarjana yang meributkan "sesuatu" dibalik lukisan wanita dengan senyuman misterius tersebut.
Wanita? Benarkah Monalisa adalah seorang wanita? Kehebohan ini muncul dari pernyataan seorang Ketua Komite Pelestarian Warisan Kebudayaan Italia, Silvano Vinceti yang tentu saja kompetensi keilmuannya bukansekedar omong-kosong tanpa kajian terdalam. Menurutnya, Monalisa adalah Mon Salai yang bernaama asli Gian Giacomo Caproti, seorang pria yang sangat tampan dan telah mengikuti Da Vinci sejak usia 10 tahun. Pria yang menurut kajian ilmiah diyakini sebagai pacar Da Vinci ini tidak saja menjadi inspirasi bagi lahirnya "Monalisa," namunjuga pada lukisan "John tha Baptis" dan "Angel Incarnate." Buka tanpa sebab Vinceti mengeluarkan pendapat itu. Karena dari telisik komparatif antara lukisan "Monalisa" dengan lukisan potret diri Mon Salai, ditemukan banyak kemiripan anatomi wajah. Terutama, pada bagian hidung dan tarikan senyumannya yang luar biasa.
Pendapat ini bukan tanpa perlawanan, karena seorang penulis buku Leonardo, Pietro Marani mambantahnya dan mengatakan teori Vinceti itu tidak berdasar sama sekali. Tapi, bukankah tidak ada satu bukti pun yang menyatakan bahwa sosok "perempuan" dalam Monalisa itu memang banar adanya? Selama ini, semua adalah hanya dugaan. Kerangka seorang wanita yang diyakini sebagai Monalisa itu ditemukan di Firenze, Italia bernama Lisa Ghrardini. Hal itu juga tidak memiliki dasar pembuktian yang kuat bahwa istri bangsawan Fransesco del Giocondo itu merupakan model lukisan Da Vinci. Terlebih ada juga teori yang mengatakan bahwa Monalisa tak lebih merupakan potret diri Leonardo sendiri yang diimajinatifkan. Semua teori yang berkembang itu masih berupa hipotesis yang belum memiliki dasar justifikasi ilmiah. Jadi hipotesis bahwa Monalisa adalah Mon Salai sesungguhnya bukanlah sebuah teori yang tertutup kebenarannya.
Pertanyaan besarnya adalah, adakah satu barisan kekuatan yang mencoba menutupi sejarah kelam sosok Da Vinci yang diyakini sebagai pemuka kelompok rahasia Sion dan tempalar ini? Mungkinkah ada gerakan unutk menyucikan ketokohan Leonardo sebagai bapak ilmu pengetahuan modern? Sehingga, jika mereka membenarkah bahwa Mon Salai adalah kekasih gelap Leonardo, hal itu akan menimbulkan aib luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan seni. Isu mengenai prilaku seks menyimpang Leonardo sebenarnya sudah tercatat dalam sejarah pada tahun 1476 , ketika itu Leonardo dituduh melakukan perbuatan homoseksual dengan bocah belasan tahun bernama Jacopo Saltarelli. Peristiwa itu sempat membuat Leonardo berada dalam pengawasan berwenang.


0 comments:
Post a Comment